KETIGA KALINYA, MITRA SUKSES AGRINDO RAIH PENGHARGAAN DI AJANG SAWIT INDONESIA AWARD 2024
PT Mitra Sukses Agrindo kembali mendapatkan penghargaan untuk ketiga kalinya dari Majalah Sawit Indonesia di ajang Sawit Indonesia Award 2024. Penghargaan di tahun ini diberikan untuk produk NOGAN dengan kategori Biofungisida Pengendali Ganoderma Terbaik.
Penghargaan tersebut sebagai bentuk pengakuan atas komitmen PT Mitra Sukses Agrindo dalam berkontribusi di sektor perkelapasawitan nasional terutama dalam hal pengendalian Ganoderma di perkebunan kelapa sawit.
Direktur Utama, PT Mitra Sukses Agrindo Heri Dwi Basuki menyampaikan terima kasih kepada Majalah Sawit Indonesia yang telah memberikan apresiasi kepada PT Mitra Sukses Agrindo di ajang Sawit Indonesia Award 2024.
“Untuk ketiga kalinya perusahaan kami, mendapatkan apresiasi (penghargaan) oleh Majalah Sawit Indonesia. Di tahun ini penghargaan yang kami terima untuk produk NOGAN dengan kategori Biofungisida Pengendali Ganoderma Terbaik. Sekali lagi sukses untuk perkelapasawitan Indonesia,” ujarnya, usai menerima penghargaan di ajang Sawit Indonesia Award, pada Kamis (12 Desember 2024), di Jakarta.
Penghargaan diterima langsung oleh Heri Dwi Basuki, yang diserahkan langsung oleh Pemimpin Redaksi Majalah Sawit Indonesia, Qayuum Amri sekaligus Ketua Pelaksana Sawit Indonesia Award 2024.
PT Mitra Sukses Agrindo sebagai produsen NOGAN menjadi satu dari 45 penerima penghargaan di ajang Sawit Indonesia Award 2024 yang diberikan kepada tokoh, lembaga dan perusahaan. Dalam seleksi penerima penghargaan, pihak penyelenggara (Majalah Sawit Indonesia) didasarkan pada proses penilaian secara internal dengan masukan dari Dewan Redaksi Majalah Sawit Indonesia. Di antaranya informasi, komunikasi dan komitmennya, dan dilihat dari sisi bisnisnya. Penghargaan ini diberikan sebagai wujud apresiasi atas dedikasi dan kontribusi penerima penghargaan sepanjang tahun ini.
Sebagai informasi, PT Mitra Sukses Agrindo merupakan perusahaan yang memproduksi produk-produk inovatif untuk perkebunan. Produk pertama yang dibuat adalah dengan merek NOGAN. NOGAN adalah biofungisida yang berbasis Trichoderma selektif dan sudah teruji mampu mengendalikan Ganoderma. NOGAN yang diproduksi sejak 15 tahun yang lalu telah mengalami inovasi formulasi secara terus menerus sehingga tetap menjadi terbaik di kelasnya. Produk ini telah mengantongi izin Kementan RI dengan no RI.01020120124308 dan Patent No D002011002534.
Dikutip dari https://sawitindonesia.com, ada sejumlah keunggulan NOGAN yang berbeda dengan produk berbahan aktif Trichoderma. Dari segi aplikasi, produk ini berbentuk powder yang mudah disebar tanpa merubah budaya kerja kebun, membuat tanaman menjadi lebih vigor (tanaman kuat dan sehat), dan mampu meningkatkan populasi Trichoderma sebagai musuh alami Ganoderma di zona perakaran sawit dengan sangat cepat.
Kelebihan NOGAN terdapat kandungan bahan pembawa/carrier yang terseleksi dan aman dalam penyimpanan dan transportasi serta tidak mengundang tikus dan babi di lapangan. Selain itu, produk ini mengandung Induser chitin yang mampu merangsang Trichoderma menghasilkan enzyme chitinase yang dapat menghancurkan dinding sel Ganoderma yang terbuat dari senyawa chitin dengan sangat efektif.
Selain itu, PT Mitra Sukses Agrindo juga memiliki solusi dalam memperkaya bahan organik tanah dari janjang kosong sawit. Solusi ini dikemas dalam produk bernama EB.DEC® a atau Empty Bunch
Decomposer.
Produk ini berbasis fungi yang membantu proses pengomposan secara cepat. Produk ini dirancang khusus untuk membantu pengomposan jangkos sawit. aplikasinya sangat mudah di mana pekebun cukup menaburkan dekomposer di atas tumpukan jangkos dan tidak perlu diaduk seperti dekomposer berbasis bakteri. Selanjutnya disiram dan ditutup terpal, maka dalam waktu 5-7 minggu, kompos sudah jadi dan matang yang selanjutnya tinggal disebar ke kebun.
Produk lainnya dari PT Mitra Sukses Agrindo adalah pupuk hayati Mikoriza dengan merek MICORIN dan pupuk organo mineral berbasis cacing tanah dengan merek LUMBRICO PLUS yang semuanya telah digunakan oleh banyak perkebunan besar sawit Indonesia. (Robi Fitrianto)
Sumber: Majalah Sawit Indonesia, Edisi 15 Januari – 15 Februari 2025
Ini Cara Hindari Potensi Kerugian Ratusan Juta Per Siklus Tanam Akibat Serangan Ganoderma di Kebun Kelapa Sawit
Banyak yang tidak sadar dan bahkan tidak mengetahui bahwa selama ini kebunnya sudah mengalami kerugian secara ekonomi yang besar karena jumlah populasi tanaman kelapa sawitnya berkurang—sebab mati akibat penyakit busuk pangkal batang (BPB) karena serangan Ganoderma boninense—padahal jika dikalkulasi nilai rupiahnya sangat besar.
Usaha Jitu Undang Cacing Tanah dengan Janjang Kosong Kelapa Sawit
Produksi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) atau sering disebut Janjang Kosong (Jangkos) dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) kurang lebih 23% dari volume Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah. Maka apabila satu estate luasnya 10.000 ha dengan PKS 60 ton TBS per jam, maka setiap hari akan dihasilkan jangkos minimal 200 ton atau dalam satu generasi 20 tahun akan menghasilkan jangkos minimal 1 juta ton jangkos.
Sukses Mengendalikan Ganoderma Saat Replanting
Saat ini industri perkebunan kelapa sawit terbukti menjadi salah satu industri yang tahan terhadap merebaknya pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia. Hal ini tentu banyak memberikan dampak yang baik bagi negara sebagai devisa dan juga pelaku industri kelapa sawit, serta masyarakat yang bekerja disektor ini, dimana sektor lain banyak yang gulung tikar dan merumahkan karyawannya, namun tidak demikian dengan industri kelapa sawit yang cenderung stabil dan justru mengalami kenaikan pendapatan.
Kompos TKKS sebagai pupuk minimalis bagi kelapa sawit saat era krisis (karena pandemi)
TULISAN TERAKHIR DARI DUA BAGIAN
Apa yang Terjadi Ketika Kompos Diaplikasikan di Lahan Perkebunan
Ketika kompos matang diaplikasi di lapangan maka yang terjadi adalah perbaikan sifat fisik, sifat kimia dan lingkungan biologis dalam tanah.
Terhadap sifat fisik tanah kompos memberikan manfaat antara lain mampu memperbaiki struktur tanah seperti tertuang pada gambar berikut ini :
Sumber: Darmono (2012)
Kompos TKKS sebagai pupuk minimalis bagi kelapa sawit saat era krisis (karena pandemi)
TULISAN PERTAMA DARI DUA BAGIAN
Dewasa ini hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia merasakan dampak dari krisis perekonomian global disebabkan oleh belum kunjung meredanya pandemi Covid-19 yang memukul semua sektor. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar USA, naiknya harga daging di pasaran, sempat turunnya harga CPO (Crude Palm Oil) sampai mencapai USD 500 per barrel; padahal idealnya standard harga CPO adalah USD 700 per barrel, dan lain-lain membuat kalangan dunia usaha kalang kabut.
Kondisi demikian selalu menjadi bahan perbincangan seluruh kalangan masyarakat dan menjadi bahan perdebatan antar kalangan penggiat ekonomi. Kita memang boleh mendiskusikan masalah tersebut, namun kita tidak boleh pesimis atau putus harapan dalam menghadapi persoalan ekonomi ini, karena kita yakin pasti ada solusi untuk mengatasinya selama kita ada dalam kebersamaan dan sinergitas.
TERBARU: LUMBRICO®, PUPUK ORGANO HAYATI PELENGKAP PUPUK KIMIA
Penggunaan produk berbasis kimia yang terus menerus tanpa diimbangi dengan pemberian bahan organik yang cukup pada tanaman, menyebabkan tanah keras dan masam serta kandungan bahan organik tanah akan terus menurun, kondisi ini mengakibatkan jumlah dan keragaman mikroba didalam tanah akan berkurang tajam dan akibatnya efisiensi serapan hara oleh tanaman semakin rendah. Ini juga berarti penggunaan pupuk anorganik akan semakin tinggi walaupun hanya untuk mencapai tingkat produksi yang sama dari sebelumnya. Kondisi ini yang jarang disadari oleh pelaku usaha pertanian dan perkebunan.
- Brosur LUMBRICO® (2192 Downloads)
Q4 2020: TERIMA KASIH, ATAS KEPERCAYAAN MITRA-MITRA BERHARGA KAMI
Perekonomian nasional boleh jadi saat ini sedang dalam ujian mengingat belum selesainya dunia menghadapi krisis kesehatan ditengah merebaknya pandemi Covid-19. Namun, akhir-akhir ini, dunia agroindustri dalam negeri, khususnya perkelapasawitan mendapatkan angin segar dengan menguatnya harga kontrak pengiriman crude palm oil (CPO) ke beberapa negara pengguna, seiring berangsurnya pulih kembali geliat perekonomian disejumlah kawasan dan negara.