Heri menjelaskan berbagai keunggulan yang bisa dirasakan petani sawit bila menggunakan pupuk Pukon. Sebagai pupuk revolusioner, Pukon memang membidik pasar baru perkebunan sawit di pulau Bangka. Pupuk ini juga dikabarkan dapat menghindarkan tanaman dari hama dan penyakit.
Kenapa pupuk ini disebut revolusioner? Karena ternyata diakui oleh Heri kalau pupuk tersebut mampu memberikan nilai ekonomis dan penggunaannya tidak merubah pola pakai pupuk yang sudah ada. Pupuk Organo Hayati, merupakan campuran antara pupuk organik dan mikroba. Pukon mengklaim aplikasinya tidak merubah budaya kerja kebun, karena berupa powder dan serbuk yang cara penggunaannya sama seperti halnya memupuk dengan pupuk konvensional sebelumnya. "Hanya ada keunggulan aplikasi Pukon dibandingkan pupuk organik padat lain adalah dosisnya yang relatif sedikit, aplikasi mudah, frekuensi pemupukan maksimal 2 kali, sehingga lebih ekonomis dari segi biaya material maupun tenaga kerja", jelasnya.
Dari sisi manfaat yang terbukti pada tanaman semusim, adalah kesuburan tanah meningkat. Dibuktikan dengan unsur hara makro dan mikro meningkat setelah musim panen. Belum lagi ditambah dengan kualitas produksi meningkat terutama pada pengisian buah, rendemen, nilai gizi disamping produksinya meningkat.
"Produk kami punya dua jenis, yakni Mix 200 untuk Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Mix 600 untuk Tanaman Tahunan dan Kelapa Sawit", jelasnya.
Pupuk Pukon menhandung seluruh unsur hara baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Kedua unsur tadi setelah bertemu dan bercampur dengan tanah dengan kelembaban yang cukup, maka bio-activator maka akan mengakselerasikan kecepatan penyediaan hara yang akan diserap secara seimbang sesuai kebutuhan tanaman.
"Kami baru membuka pasar di Babel dan saat ini sedang mengincar pasar kebun sawit. Pemikiran kami awalnya tanaman hortikultura hanya ada di pulau Jawa. Namun ternyata disini juga cukup bisa dikembangkan", tambahnya.