Kendati sudah mengakibatkan kerugian materil dan non materil akan tetapi sebagian besar pekebun masih menganggap enteng Ganoderma, sebab muncul pandangan bahwa sebelum ada pohon yang tumbang atau belum munculnya tubuh buah, itu artinya kebun masih bebas Ganoderma.
Heri DB, Presiden Direktur PT Mitra Sukses Agrindo mengungkapkan dahulu Ganoderma dipercaya baru akan menyerang lahan sawit yang telah memasuki usia generasi ketiga atau keempat. Tetapi sekarang ini, pandangan tersebut tidak lagi benar karena ternyata cendawan ini sudah muncul di kebun sawit yang baru melewati generasi pertama.
Namun, belum semua pekebun peka dan paham dengan masalah Ganoderma. Itu sebabnya, pengendalian Ganoderma tidak diterapkan secara optimal oleh pelaku usaha. “Untungnya, mulai lima tahun terakhir lembaga penelitian seperti Ganoderma Center sudah menginformasikan bahaya dan gejala serangan Ganoderma,” kata Heri DB ketika dijumpai di kantornya yang berlokasi di Bogor.
Berkaca dari masalah ini, PT Mitra Sukses Agrindo mulai tahun 2008 telah meneliti sejumlah bahan aktif guna dijadikan biofungisida untuk mengendalikan Ganoderma. Setelah tiga tahun, barulah ditemukan formula bernama Biofungisida NOGAN sebagai proteksi tanaman dari serangan cendawan Ganoderma. Ada tiga bahan aktif di dalam produk ini yaitu Trichoderma harzianum, Trichoderma pseudokoningii, dan Trichoderma viride dimana per gram produk ini mengandung 106 – 107 colony form unit (cfu).
Syarif Bastaman, Direktur Research and Development PT Mitra Sukses Agrindo menjelaskan ketiga bahan aktif ini dibuat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Bahan aktif di dalam NOGAN setelah diformulasi dengan carrier pilihan akan menghasilkan enzim kitinase, toksin trichodermin, anti-biotika viridin dangliotoksin, hormon dan zat lain yang bermanfaat guna meningkatkan ketahanan tanaman. Di dalam NOGAN terkandung biopolymer kitin yang berfungsi merangsang Trichoderma menghasilkan enzim kitinase dalam jumlah yang signifikan.
Mesti diketahui, masuknya Ganoderma lewat akar tanaman disebabkan cendawan ini ingin memakan lignin. Lantaran, sedikitnya ketersediaan lignin di dalam akar selanjutnya Ganoderma berusaha masuk hingga ke batang supaya dapat mengonsumsi lignin lebih banyak lagi. Untuk itu, perlu tindakan memperbanyak musuh alami Ganoderma yaitu Trichoderma yang menghasilkan enzim kitinase. Fungsi enzim chitinase adalah untuk merusak dinding sel Ganoderma yang terbuat dari senyawa chitin dan sekaligus mampu memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Semakin banyak enzim chitinase yang dihasilkan, kata Syarif Bastaman, maka Trichoderma dapat memenangkan konfrontasi di wilayah perakaran dengan Ganodermayang membuatnya tidak dapat masuk ke pangkal batang. Selain itu, bahan carrier pilihan di dalam NOGAN mengandung asam amino, asam organik, dan bahan humat yang berkontribusi terhadap pengendalian Ganoderma dan kecepatan recovery tanaman.
“Bahan carrier yang digunakan itu tidak disukai hewan seperti tikus atau babi. Sebab, ada carrier yang terkadang disukai oleh hewan tadi,” ujar Heri DB.
Intensitas pemakaian NOGAN sesuai standar dan rekomendasi PT Mitra Sukses Agrindo akan memberikan dampak peningkatan populasi Trichoderma secara signifikan. Menurut Heri DB, berdasarkan hasil aplikasi NOGAN di salah satu perkebunan sawit swasta asing di Bangka (2013), populasi Trichoderma dapat meningkat sampai 50.000 % di zona perakaran dalam waktu tiga bulan setelah aplikasi untuk Tanaman Menghasilkan (TM).
Ditambahkan Heri DB, supaya dapat membuktikan jumlah populasi Trichoderma pihaknya mempersilakan pengguna memanfaatkan jasa lembaga penelitian untuk dapat mengetahui manfaat dari Biofungisida NOGAN ini. Lewat cara ini diharapkan konsumen tidak akan kecewa setelah mengaplikasikan NOGAN di kebunnya. “Maka dari itu, kami berani jamin populasi Trichoderma bisa diukur dengan parameter tertentu lewat pengukuran,” ujar Heri DB.
NOGAN telah diujicoba ke semua fase pertumbuhan tanaman kelapa sawit mulai dari bibitan, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM). Pada bibitan, produk ini dapat melindungi perakaran sejak dini dari infeksi Ganoderma.
Sedangkan di fase TBM dan TM, setelah tiga bulan diaplikasikan ternyata pertumbuhan tanaman sangat memuaskan dilihat dari sisi warna dan kilap daun (lebih jagur).
Ketika masih dalam tahapan penelitian, menurut Syarif Bastaman, NOGAN diujicobakan kepada berbagai macam jenis tanah seperti pasiran, lempung dan tanah marginal. Khusus di lahan marginal, produk-produk berbasis bio sangatlah cocok diaplikasikan kepada tanah yang terdegradasi dan miskin bahan organik. Sebab, di dalam NOGAN dan produk berbasis bio terdapat kandungan nutrisi sebagai food base bagi mikroba seperti C-oganik, protein, dan mineral yang mengandung unsur mikro penting untuk kekebalan tanaman.
Produk NOGAN resmi dijual ke pasar komersial pada 2011 setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Pertanian bernomor RI.01020120124308 yang efektif khusus untuk mengendalikan Ganoderma. Menurut Heri DB, setelah produknya mengantungi lisensi dari pemerintah bukan perkara mudah untuk menjual produk ini kepada pembeli. Masalahnya, kalangan pelaku usaha sawit yang menjadi target utama NOGAN belum menyadari sepenuhnya bahaya Ganoderma. Jadi, pembeli mengambil sikap wait and see terhadap serangan Ganoderma.
Tetapi dengan semangat kuat yang dibarengi keinginan membantu pelaku sawit terhindar dari serangan Ganoderma. Sekarang sudah ada 15 perusahaan kelapa sawit nasional dan asing telah mempercayakan pengendalian dan antisipasi serangan Ganoderma di perkebunan mereka dengan menggunakan Biofungisida NOGAN yang berbasis Trichoderma ; perkebunan-perkebunan kelapa sawit tersebut antara lain di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
APLIKASI MUDAH
Biofungisida NOGAN mempunyai bentuk powder yang tidak perlu lagi dicampur air atau bahan lainnya. Tujuannya, pelaku kebun lebih mudah mengaplikasikan NOGAN di kebun sawitnya. Menurut Heri DB – yang pernah menjadi praktisi sawit dengan berpengalaman lebih dari 25 tahun di dua perkebunan swasta nasional besar – bahwa perusahaan yang didirikannya ini memiliki tim yang sangat kuat karena berasal dari gabungan antara para peneliti yang kompeten (scientists) dan praktisi sawit sehingga produk yang dihasilkan dapat benar-benar memenuhi kebutuhan konsumen.
Itu sebabnya, aplikasi NOGAN dibuat semudah mungkin tanpa menyulitkan pengguna. Heri DB menyatakan pemakaian NOGAN sangat sederhana yang tidak mengubah budaya kerja di kebun karena cukup hanya di tabur seperti memupuk pada umumnya. Jadi, pemakaian NOGAN tidak perlu perlakuan khusus dengan tetap mempertimbangkan kondisi kelembaban tanah saat aplikasi sesuai kondisi pada saat pemupukan.
Bubuk NOGAN cukup ditabur di sekitar piringan pada TBM dan TM serta dapat dicampur dengan media tanam untuk pembibitan. Selain itu, dapat digunakan sebagai pupuk lubang pada saat tanam baru atau replanting. Untuk tanaman yang terinfeksi, tindakan isolasi dapat dilakukan dengan cara menggali piringan (10-15 cm) kemudian ditaburkan NOGAN setelah itu barulah ditutup kembali tanahnya.
“Kami berusaha memberikan kemudahan kepada pekebun dalam pemakaian NOGAN agar lebih praktis dan tidak ribet tanpa perlu penambahan air atau bahan lainnya. Hal ini dapat diketahui berdasarkan pengalaman kami di kebun,” papar Heri DB.
Kepada pengguna, rekomendasi yang diberikan untuk pembibitan berjumlah 50-100 gram/bibit. Selanjutnya, pupuk lubang tanam 300-400 gram/pokok sedangkan untuk TBM adalah 200-300 gram/pokok/tahun dan untuk TM adalah 400-600 gram/pokok/tahun.
Kendati PT Mitra Sukses Agrindo baru berumur 5 tahun, tetapi perusahaan sangat optimis produknya dapat diterima konsumen. Hal ini tidak terlepas dari dukungan fasilitas yang dimiliki perusahaan seperti laboratorium mikrobiologi, kebun riset, fasilitas pelatihan, gudang, dan pabrik. Total kapasitas pabrik perusahaan mencapai 18.000 ton per tahun.
Heri DB mengatakan walau kapasitas produksi NOGAN baru mencapai 18.000 ton per tahun,dirinya optimis jumlah produksi akan terus bertambah seiring dengan kenaikan permintaan biofungisida untuk mengendalikan Ganoderma.
Menurutnya, produk yang dijual akan dapat diterima pasar karena didukung data riset dan mudahnya aplikasi produk di kebun. Tak hanya itu, intensitas gejala serangan Ganoderma di perkebunan sawit menjadi faktor pemicu kebutuhan pembeli terhadap produk pengendali Ganoderma.
PT Mitra Sukses Agrindo adalah perusahaan pelopor pupuk organo hayati di Indonesia dan produk pertanian berbasis bio lainnya. Produk lain yang dijual perusahaan adalah Pupuk Organo Hayati PUKON, Pupuk Organik Vermibio, Bioinsektisida BioBass, dan decomposer ebDec. Saat ini, perusahaan telah memiliki 10 kantor distributor dan agen pemasaran di Indonesia antara lain Riau, Jambi, Palembang, Bangka, Jakarta, Surabaya, Bali, Samarinda, Paser dan Palangkaraya. (Qayuum Amri) Sumber http://sawit-indonesia.com/pelindung-total-tanaman-kelapa-sawit-dari-ganoderma