Heri DB sebagai praktisi sawit mengatakan bahwa kerugian kebun akibat serangan Ganoderma dapat dihitung dengan sangat sederhana sebagai berikut : apabila tanaman mati 10 pokok/ha saja maka dengan standar produksi tanaman 200 kg/pokok/tahun kerugian per ha/tahun adalah 2000 kg, dengan asumsi harga TBS 1000 rupiah saja maka kerugian per ha/tahun menjadi 2 juta rupiah atau untuk satu estate 10.000 ha kerugian akibat serangan jamur Ganoderma ini sudah mencapai 20 milyar rupiah, suatu angka yang sangat-sangat besar yang apabila terus dibiarkan tanpa antisipasi pencegahan maka hampir dipastikan jamur tular tanah ini akan terus memperluas serangannya dengan menggerogoti populasi sawit yang pada akhirnya menimbulkan kerugian besar pada investasi perkebunan sawit.
Anggapan selama ini bahwa serangan Ganoderma hanya terjadi pada tanaman gererasi tua usia 60 – 80 tahun saat ini telah dipatahkan dengan fakta bahwa serangan sudah terjadi juga pada tanaman generasi-1 (satu) atau usia dibawah 25 tahun baik di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Jambi, Lampung, bahkan di Kalimantan. Menurut pengamatan team R/D PT MITRA SUKSES AGRINDO kerusakan akibat jamur pathogen lebih banyak dijumpai pada tanah-tanah bekas tanaman karet, kelapa atau tanah-tanah dengan tekstur pasir. Ancaman Ganoderma ini tidak main-main karena fakta serangan yang sudah terjadi sangat masif dijumpai di Sumatera Utara, dimana pada usia tanaman 8 tahun tanpa upaya penanggungan yang berarti populasi tinggal 60%.
Penyebab utama merebaknya infeksi Ganoderma yang dirasakan saat ini hampir bisa dipastikan karena kerusakan agroekosistem dalam tanah perkebunan, dimana musuh alami jamur pathogen semakin berkurang akibat tekanan lingkungan termasuk penggunaan produk-produk kimia berlebihan, sementara penyebaran spora Ganoderma melalui air, angin & serangga terus terjadi, bahkan menurut Darmono sebagai pakar Ganoderma mengatakan bahwa wabah spora Ganoderma sudah seperti “kabut asap” yang siap menginfeksi tanaman sawit dimana saja yang pertahanan musuh alaminya lemah.
Adanya tanaman inang sebelumnya seperti bekas karet dan kelapa akan memperparah tingkat serangan karena Ganoderma yang selama ini dorman menemukan lingkungan untuk berkembang tanpa hambatan musuh alami yang berarti. Musuh alami yang seharusnya dipertahankan dalam tanah perkebunan adalah keberadaan Trichoderma.
Terkait dengan persoalan Ganoderma ini maka PT MITRA SUKSES AGRINDO yaitu perusahaan yang bergerak di bidang produk-produk berbasis bio melakukan kerja sama dengan PT ASTICA MAS sebagai distributor tunggal, menyelenggarakan Grand Launching produk NOGAN yaitu biofungisida berbasis Trichoderma untuk mengendalikan Ganoderma pada hari Senin, tanggal 07 April 2014 di Hotel Royal Asia Lantai 7, Jalan Veteran no 521 PalembangSumatera Selatan. Acara yang dilengkapi dengan seminar tentang Ganoderma, Bahaya dan Pengendaliannya ini menghadirkan pembica Dr. Ir. Darmono Taniwiryono, M.Sc sebagai Direktur Ganoderma Center - Indonesia yang juga peneliti dan akademisi Bioteknologi Perkebunan Bogor. Acara dihadiri oleh para praktisi sawit dari seluruh wilayah Sumsel.
Heri DB, Direktur Utama PT. MITRA SUKSES AGRINDO selaku principle produk NOGAN membuka resmi peluncuran produk biofungisida tersebut. Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa alasan utama mengapa biofungisida NOGAN diperlukan di perkebunan sawit khususnya Sumatera Selatan adalah sbb :
- Fakta saat ini Ganoderma telah mulai menginfeksi tanaman sawit muda generasi-1 yaitu usia dibawah 25 tahun,
- Gejala serangan awal Ganoderma sering tidak mudah terdeteksi karena penularan yang utama melalui akar sehingga sulit menentukan batas penyebarannya,
- Apabila tidak dikendalikan, kehancuran populasi sawit bisa mencapai 60% (Ganoderma Center, 2011),
- Serangan Ganoderma menurunkan produksi dan diduga juga menurunkan rendemen minyak sawit atau CPO,
- Populasi musuh alami Ganoderma di perkebunan sawit umumnya relatif rendah, akibat penggunaan produk kimia yang berlebihan.
- NOGAN diaplikasikan di kebun dalam rangka melipatgandakan Trichoderma secara sangat cepat untuk menghentikan serangan Ganoderma, sekaligus untuk membuat tanaman vigor dan cepat recovery.
- NOGAN mudah diaplikasikan karena berbentuk serbuk sehingga cukup ditabur tanpa banyak merubah budaya kerja kebun,
- NOGAN membuat tanaman menjadi lebih vigor (tanaman kuat dan sehat) karena diformulasi dengan carrier yang mengandung hormon pertumbuhan, asam-asam amino dan antibiotika,
- NOGANmeningkatkan populasi Trichoderma yang merupakan musuh alami Ganoderma di zona perakaran sawit dengan sangat cepat karena diformulasi dengan food base kualitas tinggi yang sangat sinergi,
- Bahan pembawa atau carrier dalam NOGAN terseleksi, aman dalam penyimpanan dan transportasi serta tidak mengundang hama seperti tikus dan babi di lapangan,
- NOGAN mengandung Induser chitin yang mampu merangsang Trichoderma menghasilkan enzyme chitinase yang dapat menghancurkan dinding sel Ganoderma yang terbuat dari senyawa chitin dengan sangat efektif.
Biofungisida NOGAN merupakan biofungisida yang berbasis Trichoderma selektif dan sudah teruji mampu mengendalikan Ganoderma. Trichoderma selektif tersebut adalah Trichoderma harzianum, Trichoderma pseudokoningii dan Trichoderma viride.
NOGAN yang telah mengantongi izin Kementan RI dengan no RI.01020120124308 dan Patent No D002011002534 memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
Syarif Bastaman, Direktur R/D PT MITRA SUKSES AGRINDO mengatakan bahwa dalam mengendalikan Ganoderma pada kelapa sawit, mekanisme kerja yang terjadi dari aplikasi NOGAN adalah sebagai berikut :
- Trichoderma dalam NOGAN memenangkan persaingan di dalam tanah melalui :
- Perebutan tempat khususnya di wilayah permukaan akar,
- Pembentukan koloni secara lebih cepat,
- Bahan pembawa yang kaya akan asam-asam amino, asam humat, antibiotika dan asam organik dalam NOGAN mampu merangsang pertumbuhan akar-akar baru,
- Meningkatkan kekebalan tanaman sawit dimana enzim hidrolitik yang dikeluarkan oleh Trichoderma merangsang tanaman mengeluarkan antibodi berupa fitoaleksin dan terpenoid,
- Trichoderma menyerang Ganoderma secara mematikan
- Enzim chitinase dan glucanase yang dihasilkan akan merusak dinding sel Ganoderma,
- Terjadi inaktivasi enzim lignase yang dihasilkan Ganoderma.
Heri DB mengatakan bahwa sebagai musuh alami Ganoderma, Trichoderma sudah seharusnya hadir dalam tanah dalam jumlah populasi yang cukup, apabila kondisi ekosistem berada pada keseimbangan alamiah maka pergerakan Ganoderma dalam tanah seharusnya dapat dihentikan oleh Trichoderma sebelum sampai pada batang sawit, ini adalah siklus alamiah yang terjadi pada kondisi agroekosistem bekerja baik. Namun pada kondisi tanaman sudah terinfeksi dan agroekosistem tidak bekerja baik, maka harus ada upaya perbaikan dalam bentuk perbanyakan musuh alami secara cepat, untuk kepentingan ini dianjurkan penggunaan NOGAN sebaiknya diaplikasikan sejak di pembibitan, pada lubang tanam serta untuk TBM dan TM. Hal ini penting untuk memastikan populasi musuh alami Ganoderma tetap tersedia dalam tanah”.
Sebagai praktisi sawit dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, Heri DB menganjurkan apabila sudah menempatkan Ganoderma menjadi masalah serius yang harus diatasi maka langkah pertama harus tercermin dalam struktur organisasi dimana manajemen sebaiknya membentuk divisi atau tim khusus pengendalian Ganoderma dengan tugas pokok antara lain : 1). Investigasi kebun bersama pakar Ganoderma, 2). Training staf terkait gejala dan pengendalian Ganoderma, 3). Antisipasi dengan menggunakan biofungisida berbasis Trichoderma NOGAN, 4). Mengembalikan bahan organik ke lapangan seperti jangkos dalam bentuk kompos matang dan 5). Merekomendasikan substitusi sebagian pupuk kimia dengan pupuk organik mikroba berbasis pH tinggi. Dengan penanganan yang fokus tersebut maka evaluasi terhadap kemajuan pekerjaan akan lebih mudah dilakukan dan hasilnya akan segera dirasakan.
Tanah dan Tanaman adalah aset penting dan utama yang harus diselamatkan dari segala bentuk ancaman termasuk dari jamur pathogen Ganoderma, dimana jamur ini menyebabkan SAKIT tidak hanya pada tanaman tapi juga tanahnya. Pesan kami secara khusus bagi kebun yang akan melakukan replanting, sebaiknya lima tahun sebelumnya (H-5) dilakukan upaya atau langkah-langkah perbaikan secara terprogram terhadap TANAH dengan target tanah menjadi SUBUR dan SEHAT. Subur berarti memenuhi kriteria kesuburan tanah seperti C-organik, pH, KTK dll dan SEHAT berarti bebas infeksi Ganoderma atau tersedia cukup populasi Trichoderma dalam tanah, dengan demikian kita telah menyiapkan media tumbuh tanaman yang baik untuk waktu 25 tahun berikutnya, demikian Heri DB mengakhiri pembicaraan.