Cara pengolahan jangkos menjadi pupuk kompos telah banyak dikenal pelaku kebun. Teknik yang biasa dilakukan masih konvensional yaitu janjang kosong ditumpuk dan disebar secara merata dalam gawangan yang dibiarkan terdekomposisi secara alamiah sehingga memerlukan waktu yang lama untuk bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Disinilah peran dekomposer yang bertugas mempercepat proses pengomposan menjadi kompos matang, sehingga bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
Menurut Heri DB, perusahaannya menawarkan produk dekomposer EbDEC semenjak dua tahun lalu. EbDEC adalah dekomposer organik yang berbasis jamur untuk membantu penguraian jangkos sawit menjadi kompos. Sementara dekomposer dipasaran saat ini pada umumnya memakai bakteri. Sedangkan hasil riset R/D kami menyimpulkan jangkos yang terdiri bahan selulosa dan hemiselulosa akan mudah terurai apabila menggunakan strain pilihan berbasis jamur.
“Jamur ini lebih cepat membantu proses pembusukan janjang sawit. Seminggu setelah aplikasi, perlahan-lahan akan keluar miselia berwarna putih yang menutupi seluruh permukaan jangkos dan proses komposting berlanjut ditandai dengan naiknya temperatur hingga 70 derajad celcius” ujar Heri DB yang telah bekerja 25 tahun lamanya di perkebunan sawit.
Aplikasi EbDEC juga sederhana dan tidak perlu diaduk-aduk ketika proses pengomposan berlangsung, sebagaimana dekomposer lain. Heri DB menjelaskan EbDEC sangat mudah dipakai dan mempermudah pekerjaan pengomposan. Paling utama, tidak perlu dilakukan proses pengadukan sehingga biaya murah. EbDEC cukup ditebar di atas tumpukan jangkos, siram dan ditutup terpal.
Dalam pembuatan kompos, jangkos disusun dengan tinggi hamparan 15 - 20 cm di setiap lapisan. Untuk setiap bagian atas lapisan, taburkan merata EbDEC sesuai takaran dan dosis. Untuk janjang kosong utuh, taburkan EbDEC 10-12 kilogram per ton, dengan waktu pengomposan antara 5-7 minggu. Sedangkan jangkos yang dicacah, dosis cukup sebanyak 7-8 kilogram per ton dan butuhwaktu 4-6 minggu.
Setelah ditaburkan EbDEC, siram tumpukan jangkos dengan air sampai mencapai kadar air ± 60%terhadap total bahan organik. Tumpukan bahan kompos ditutup plastik/terpal yang kedap air dan udara. Kegiatan penyiraman dijalankan seminggu sekali yang bergantung cuaca dan kadar air bahan kompos. Hasil dekomposisi dianggap matang apabila suhu tumpukan yang awalnya panas mencapai (600C- 700C) menjadi turun sampai stabil pada suhu ± 40ºC. Ketinggian tumpukan juga menyusut ± 20% dari tinggi awal tumpukan.
Heri DB menyebutkan produk dekomposernya dapat menekan biaya pengomposan karena tidak perlu alat pengaduk kompos seperti yang ada pada umumnya yang membutuhkan biaya besar. Pengomposan dengan EbDEC sangat murah, tidak perlu investasi mahal dan dapat dilakukan serempak dimasing-masing afdeling. Sebagai contoh estate dengan luas 6000 ha yang terbagi menjadi 10 afdeling, apabila produksi jangkos PKS (30 ton/jam) 120 ton per hari, maka kalau seluruh afdeling serempak melakukan komposting di wilayahnya, maka distribusi jangkos per afdeling hanya 12 ton/hari, cukup memberdayakan angkutan truk max 2 rit.
Keuntungan memasukkan jangkos dalam bentuk kompos adalah coverage areanya 10X lipat dibandingkan apabila hanya memasukkan jangkos mentah (dosis jangkos mentah 60 ton/ha, sedangkan kompos jangkos hanya 6 ton/ha). Kelemahan lain kalau jangkos mentah disebar di kebun apabila tumpukan terlalu tinggi akan mengundang oryctes.
“Persaingan produk dekomposer terletak pada kecepatan pengomposan, kemudahan aplikasi, dan biaya komposting. Dengan EbDEC dijamin murah dan bisa dikerjakan seluruh afdeling secara serentak, sehingga tidak hanya efisien tapi juga sangat efektif, karena produksi jangkos PKS 120 ton/hari akan habis dalam satu hari dan juga berarti bisa mengembalikan bahan organik tidak hanya ke sebagian kecil kebun (sekitar pabrik) tapi ke seluruh afdeling kebun” demikian menurut Heri DB yang sangat faham tentang seluk beluk industri sawit.
Ada empat manfaat dimiliki EbDEC ini antara lain menguraikan bahan organik yang sulit terurai dekomposer lain, mendekomposisi dalam waktu cepat, mudah proses aplikasi di lapangan, dan hasil dekomposisi lebih kaya nutrisisehingga berguna bagi tanaman. Heri DB optimis pelaku sawit akan memilih dekomposer produksi PT Mitra Sukses Agrindo yang memberikan nilai tambah dan banyak manfaat dalam kegiatan pengomposan. (Qayuum Amri)