Penyelenggara simposium ini, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) dengan Ganoderma Center menghadirkan antara lain Menteri Pertanian sebagai keynote speaker, Dr. Ir. Agus Pakpahan, Dr. Darmono Taniwiryono, M.Sc., Dr. Agus Susanto yang mengupas Ganoderma dari perspektif pathogen tanaman perkebunan. Sementara itu, pembicara utama yang memberikan pencerahan tentang Ganoderma sebagai bahan baku obat tradisional adalah Jaya Suprana, pengusaha jamu terkenal Indonesia dan penggagas Museum Rekor Indonesia (MURI).
Dari sisi Ganoderma sebagai pathogen tanaman, simposium ini diharapkan menjadi jembatan antara lembaga penelitian perkebunan dengan stakeholder tentang permasalahan serangan Ganoderma yang mematikan tanaman. Ganoderma menimbulkan masalah besar dan tetap menjadi ancaman besar khususnya bagi keberlanjutan industri sawit. Pada tingkat infeksi1% saja kerugian yang ditimbulkan mencapai 256 juta USD. Ganoderma juga menjadi masalah pada budidaya tanaman berkayu bahan baku industri pulp, namun di sisi lain Ganoderma merupakan pendegradasi lignin yang berguna bagi industri pulp itu sendiri.
Acara ini menjadi ajang interaksi antara pakar Ganoderma dengan setiap individu baik yang terlibat dalam industri perkebunan khususnya kelapa sawit serta pakar industri obat tradisional. Seperti diketahui saat ini, banyak perusahaan yang membudidayakan Ganoderma sebagai salah satu komponen ramuan obat tradisional yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Harapan dari diadakannya simposium dan lokakarya ini seperti diungkapkan penyelenggara adalah agar dapat mewadahi kedua kepentingan yang berbeda itu untuk tujuan yang sama yaitu pembangunan perekonomian Indonesia. [sbi]