Up-to-date News :
Kinerja Pukon di perkebunan kelapa sawit mulai dapat dilihat setidaknya sesuai hipotesa selama ini bahwa pupuk Organo Hayati Pukon tidak saja mampu bersaing dengan pupuk konvensional dalam memperbaiki produksi tetapi lebih dari itu adalah mampu memperbaiki ekosistem dalam tanah yang diikuti dengan peningkatan kesuburan tanah.
Salah satu indikator kesuburan tanah yang paling mudah dilihat secara kualitatif adalah mulai suburnya kehidupan macro fauna cacing setelah beberapa kali aplikasi Pukon dilakukan, fakta ini terjadi hampir di seluruh kebun sawit yang sudah menggunakan Pukon baik di Bangka, Baturaja maupun Bayung Lincir dimana evaluasi dilakukan langsung oleh Agronomist pihak principle PT MITRA SUKSES AGRINDO pada awal Maret 2010.
Di Bangka Pukon telah digunakan oleh lebih dari 60 petani swadaya dengan berbagai umur tanaman mulai dari tanam baru sebagai pupuk lubang, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) maupun TM (Tanaman Menghasilkan). Dengan hanya menggunakan pupuk lubang 1kg/pk maka tanaman sawit akan tetap tumbuh sehat dan jagur tanpa perlu tambahan pupuk lain sampai usia 4-6 bulan (tergantung kondisi tanah sebelumnya), selanjutnya memulai usia 6 bulan dilapangan (TBM-1) tinggal ditambah 1kg/pk utk 6 bulan berikutnya, dan umur selanjutnya dapat mengikuti rekomendasi penggunaan Pukon sesuai brosur yang mana hampir dapat dipastikan cost/ha lebih ekonomis dibanding pupuk konvensional.
Penggunaannya sangat praktis tinggal di tabur dan tidak perlu beberapa kali aplikasi sehingga menghemat baik tenaga kerja maupun supervisinya. Aplikasi sangat praktis karena bentuk pupuk berupa powder yang mana bahan organiknya mampu menahan hara dari kemungkinan run off maupun leaching sehingga tidak perlu dilakukan beberapa aplikasi.
Dari Tabel tersebut di atas ternyata bahwa semua parameter kesuburan tanah yang dipupuk Pukon lebih besar dibandingkan dengan Konvensional dimana pH tanah berbeda sebesar 14.97 %, C organik 26.32 %, total nitrogen 91.67 %, total P2O5 300 %.
Demikian juga kandungan kation-kation yang dapat dipertukarkan yaitu Ca, Mg, K, dan Na masing-masing berbeda sebesar 46.79 %, 76.92 %, 271. 45 % dan 81.15 %. Hal ini berarti Total Basa juga lebih besar 234.30 %.
Dilihat dari Kapasitas Tukar Kation tanah terlihat bahwa KTK tanah yang dipupuk Pukon lebih besar 78.66 % disbanding yang dipupuk secara konvensional.
Scientific Justification :
Pukon kaya akan bahan organik seperti protein dan asam amino serta asam-asam organik dimana dekomposisi dari senyawa-senyawa tersebut dalam tanah mampu membentuk larutan buffer berupa garam dari basa-basa lemah seperti ammonium dan asam-asam lemah (asam sitrat, laktat, asetat dll). Larutan inilah yang berperan dalam mengatur sifat fisik dan kimia tanah.
Selain itu larutan buffer dalam tanah yang dipupuk Pukon sangat berperan dalam meningkatkan jumlah kation-kation yang diperlukan oleh tanaman seperti unsur makro N,P, K dan makro sekunder Mg, Ca, S, Na serta unsur mikro Cu, Zn, Fe, Mo, B, Cl, Si, Mn. Disamping itu Pukon sangat berperan dalam meningkatkan KTK tanah.
Ketersediaan unsur-unsur hara juga sangat dipengaruhi oleh peranan mikroba yang hidup bebas dalam menjalankan aktifitasnya di dalam tanah.
Bahan organik Pukon dapat berpengaruh secara nyata dimana :
- Tanah menjadi berwarna coklat sampai hitam
- Meningkatkan pembutiran (granulasi)
- Mengurangi plastisitas, kohesi dan lain-lain
- Menaikkan kemampuan mengikat air
- Adsorpsi kation menjadi lebih tinggi
- Mengandung kation-kation yang mudah diganti
- Mampu mengekstraksi unsur-unsur mineral yang terikat dalam tanah
Fakta 2. BATURAJA, SUMATERA SELATAN
Sedangkan Tanah dan Tanaman Kelapa Sawit yang diberi perlakuan pupuk kimia diperlihatkan pada gambar berikut ini :
Fakta 3. BAYUNG LINCIR, SUMATERA SELATAN